Turunnya Nabi Isa Al Masih



Tanda – Tanda Qiyamah Kubro (Kiamat Besar) yang ketiga (Asyrootussaa’ah Al Kubro) iaitu turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام.

1. Landasan dan Dalil

Berikut ini adalah berapa dalil yang menyatakan bahwa Nabi ‘Isa akan turun kembali ke bumi. Nabi ‘Isa yang akan diturunkan oleh Allooh kembali ke bumi itu adalah Nabi ‘Isa yang dulu pernah Allooh bangkitkan, dan dalam riwayat Nabi ‘Isa berusia 33 tahun. Sehingga ada ‘Ulama yang menyatakan bahwa Nabi ‘Isa akan turun kembali ke bumi dan hidup selama 7 (tujuh) tahun. Jadi jumlah umur beliau seluruhnya adalah 40 tahun. Dan ada pula penjelasan dari para ‘Ulama terhadap ke-shohiihan Hadits tersebut, sehingga berarti jumlah 40 tahun itu adalah umur 33 tahun ketika diangkat, dan ketika diturunkan kembali ke bumi selama 7 tahun.

Pertama, sebagaimana firman Allooh dalam Al Qur’an Surat Az Zukhruf (43) ayat 61 :

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ 

Ertinya:

“Dan sesungguhnya ‘Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Kerana itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”

‘Abdullooh bin ‘Abbas menafsiirkan tentang ayat tersebut, bahwa yang dimaksud adalah keluarnya Nabi ‘Isa putera Maryam عليه السلام sebelum hari Kiamat. Inilah yang menjadi dasar keyakinan para ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan turun menjelang hari Kiamat.

Kedua, juga firman Allooh dalam Surat Muhammad (47) ayat 4 :

فَإِذا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنّاً بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاء حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِن لِّيَبْلُوَ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ 


Ertinya:

“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka, maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allooh menghendaki, niscaya Allooh akan membinasakan mereka; tetapi Allooh hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allooh, Allooh tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.”

Seperti dijelaskan oleh Imaam Al Baghowy dalam tafsir beliau tentang ayat ini, maka yang dimaksud dengan mengalahkan orang-orang musyrikin dengan dibunuh dan ditawannya mereka itu sehingga semua penganut ajaran di dunia ini akan masuk ke dalam Islam. Dan semua agama hanya lah untuk Allooh maka tidak ada setelah itu jihad atau peperangan.

Bilakah hal itu terjadi? Ialah ketika turunnya Nabi ‘Isa putera Maryam.

Ayat tersebut, menurut beliau (Imaam Al Baghowy رحمه الله) menjelaskan bahwa perang tidak akan terjadi lagi setelah turunnya Nabi ‘Isa puteraMaryam, kerana semua manusia ketika itu tunduk dan menganut Islam.

Ketiga, juga firman Allooh dalam Surat An Nisaa’ (4) ayat 159 :

وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً 

Ertinya:

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (`Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti `Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”

Ayat tersebut ditafsirkan oleh Imaam Ibnu Jariir Ath Thobari, kata beliau dari Abu Maalik, bahwasanya yang dimaksud dari ayat tersebut adalah ketika turunnya Nabi ‘Isa putera Maryam, adalah tidak ada seorang pun dari Ahlul Kitab kecuali mereka akan beriman. Ertinya, orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kerana Nabi ‘Isa telah turun dan itu diberitakan oleh Allooh dalam ayat tersebut.

Pelajaran terpenting dari ketiga ayat tersebut diatas adalah semuanya menjelaskan bahwa Nabi ‘Isa akan ada lagi, beliau akan turun lagi; dan Nabi ‘Isa akan berperan di akhir zaman untuk menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Allooh baginya.

Dalam Hadits Shohiih diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory no: 2476 dan Imaam Muslim no: 406 dari Abu Hurairoh, beliau berkata, bahwa Rosuulullooh bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ

Ertinya:

“Tidak akan tegak hari Kiamat sehingga akan turun di tengah-tengah kalian Ibnu Maryam(Nabi ‘Isa), ia menjadi seorang hakim (penguasa) yang adil, dan akan mematah-matahkan (menurunkan) salib dan membunuh babi, serta akan menghentikan aturan jizyah (upeti, pajak).

Harta akan melimpah, tidak ada lagi orang yang membutuhkan (mahu menerima) harta.” 

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim, bererti Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah meyakini ke-shohiihan-nya, bahawa isi yang terkandung dalam Hadits tersebut adalah benar adanya. Kita harus membenarkannya. Yang tidak membenarkannya bererti ia tergolong Ingkar-Sunnah, bukan Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Bererti Nabi ‘Isa akan turun kembali ke bumi.

Juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory no: 7311 dan Imaam Muslim no: 5059, dari salah seorang Sohabat bernama Al Mughiroh bin Syu’bah, ia mendengar bahawa Nabi Muhammad bersabda:

لاََ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ


Ertinya:

“Senantiasa kelompok kecil dari umatku akan berperang diatas kebenaran (berperang kerana Allooh untuk meninggikan Laa Ilaaha Illallooh), mereka menang dan terus menerus seperti itu sampai terjadi hari Kiamat. Sedangkan mereka dalam keadaan menang.”

Juga terdapat penjelasan dalam Kitab “As Sunnan Al Waaridatu Fil Fitaani Wa Ghowaa-iliha Was Sa’aati Wa Asrootiha” V/1105 sebagai berikut ini:

فإذا كان يوم الجمعة من صلاة الغداة وقد أقيمت الصلاة فالتفت المهدي فإذا هو بعيسى بن مريم قد نزل من السماء في ثوبين كأنما يقطر من رأسه الماء فقال أبوهريرة إذا أقوم إليه يا رسول الله فأعانقه فقال يا أبا هريرة إن خرجته هذه ليست كخرجته الأولى تلقى عليه مهابة كمهابة الموت يبشر أقواما بدرجات من الجنة فيقول له الإمام تقدم فصل بالناس فيقول له عيسى إنما اقيمت الصلاة لك فيصلى عيسى خلفه(السنن الواردة في الفتن وغوائلها والساعة وأشراطها 5/1105


Ertinya:

“Maka pada hari Jum’aat, ketika akan solat Fajar dan Iqomat sudah dikumandangkan, maka Imaam Mahdi menengok, ternyata dilihatnya Isa bin Maryam telah turun dari langit, mengenakan dua baju, seolah dari kepalanya meneteskan air.”

Abu Hurairoh berkata, “Ya Rosuulullooh, jika aku menemuinya, aku merangkulnya.”

Lalu Rosuulullooh bersabda, “Sesungguhnya keluarnya ini tidak seperti keluarnya (Isa) yang pertama kali. Engkau akan menemui dia dalam keadaan berwibawa, dan disegani. Dia akan memberitahu kaum dengan tingkatan syurga.” Lalu Imaam Mahdi mengatakan padanya, “Majulah anda dan jadilah Imaam (solat).”

Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Iqomat telah dikumandangkan untukmu.”

Sehingga Nabi Isa pun sholat dibelakang Imaam Mahdi.”

Jadi dari hadits diatas, maka di akhir zaman nanti, ketika Imaam Mahdi sedang berada dalam barisan-barisan yang siap berperang dengan Ahlul Kitab, diantara mereka adalah orang-orang Yahudi dan Dajjal. Kemudian setelah siap hendak sholat, dan Iqomat telah disuarakan, maka Nabi ‘Isa pun muncul.

Lalu Imaam Mahdi berkata: “Wahai ‘Isa, silakan engkau menjadi Imaam”.

Kata Nabi ‘Isa : “Engkau yang menjadi Imaam, kerana Iqomat telah ditegakkan.”

Maka Imaam Mahdi pun menjadi Imaam Sholat dan Nabi ‘Isa menjadi ma’mum-nya. Setelah sholat selesai, kemudian kepemimpinan barulah diambil alih oleh Nabi ‘Isa.

Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Shohiih Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 3449 dan Imaam Muslim no: 409, dari Sohabat Abu Hurairoh, bahwa Rosuulullooh bersabda,

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ


Ertinya:

“Bagaimana dengan kalian, apabila ‘Isa bin Maryam turun kepada kalian, sedangkan Imaam kalian dari kalangan kalian sendiri.”

Semua yang berkenaan dengan tanda Hari Kiamat adalah berita. Kerana berita, maka berita itu harus valid dan sohiih. Bagi kita Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah tidak ada ruang bagi akal manusia untuk hal ini. Semua harus berdasarkan daliil, oleh kerana itu bahasan dipadatkan dengan daliil, agar kita yakin bahwa semua ini bukanlah dari perkataan manusia, melainkan berdasarkan Wahyu yang datang dari Allooh dan telah disampaikan kepada kita melalui Rosuulullooh.

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imaam Muslim no: 6820, dari Sohabat Abu Huroiroh, beliau berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh bersabda :

أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى الأَنْبِيَاءُ أَبْنَاءُ عَلاَّتٍ وَلَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَ عِيسَى نَبِىٌّ 


Ertinya:

''Aku adalah orang yang lebih berhak diutamakan daripada ‘Isa. Para Nabi itu semuanya adalah anak-anak dari para ibu yang berbeza-beza, tetapi bapa mereka seorang. Tidak ada Nabi antara aku dan ‘Isa''. 

Hadits Sohiih tersebut bagi kita harus menjadi pegangan, sekaligus sebagai bantahan bagi orang yang mengaku-ngaku dirinya sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad seperti: Mirza Ghulam Ahmad, Ahmad Musadek dan lain-lain.

Rosuulullooh selanjutnya pun bersabda bahawa:

“Nabi ‘Isa akan turun. Jika kalian melihatnya maka kalian akan mengenalinya, orangnya berkulit putih kemerahan. Ia mengenakan dua baju. Rambutnya seolah-olah meneteskan air, meskipun tidak terkena basah“. 

(Dalam Hadits lain disebutkan bahawa rambut Nabi ‘Isa عليه السلام keriting)

Lalu dalam Hadits Riwayat Imaam Ahmad no: 7665, dari Abu Hurairoh, menurut Syaikh Syu’aib Al Arnaa’uth sanadnya Sohiih sesuai dengan Syarat Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim, bahwa Rosuulullooh bersabda,

والذي نفسي بيده ليوشك ان ينزل فيكم بن مريم حكما عادلا وإماما مقسطا يكسر الصليب ويقتل الخنزير ويضع الجزية ويفيض المال حتى لا يقبلها أحد 

Ertinya:

“Demi yang jiwaku ditangan-Nya, Isa bin Maryam عليه السلام akan turun ditengah-tengah kalian sebagai Penguasa yang Adil, akan mematahkan salib, membunuh babi, membebaskan dari hukum Jizyah (Pajak / Upeti) dan harta akan melimpah sehingga tidak ada yang mau menerimanya seorang pun.”

Dan dalam Hadits Riwayat Imaam Al Hakim no: 4163, beliau berkata Hadits ini sanadnya Sohiih, hanya saja Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim tidak mengeluarkannya dan Imaam Adz Dzahaby dalam Kitab “At Tarkhiiskh” menyatakan bahwa Hadits ini Shohiih; dari Abu Hurairoh bahawa Rosuulullooh bersabda,

إن روح الله عيسى ابن مريم نازل فيكم فإذا رأيتموه فاعرفوه رجل مربوع إلى الحمرة و البياض عليه ثوبان ممصران كان رأسه يقطر و إن يصبه بلل فيدق الصليب و يقتل الخنزير و يضع الجزية و يدعو الناس إلى الإسلام فيهلك الله في زمانه المسيح الدجال و تقع الأمنة على أهل الأرض حتى ترعى الأسود مع الإبل و النمور مع البقر و الذئاب مع الغنم و يلعب الصبيان مع الحيات لا تضرهم فيمكث أربعين سنة ثم يتوفى و يصلي عليه المسلمون 

Ertinya:

“Sesungguhnya Roh Allooh, ‘Isa, akan turun ditengah-tengah kalian. Maka jika kalian melihatnya, maka kenalilah dia. Dia adalah berkulit putih kemerah-merahan dan mengenakan dua baju, seakan kepalanya meneteskan air dan basah. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan hukum Jizyah dan menyeru manusia pada Islam, membinasakan Dajjal dan meletakkan amanah (keamanan) diatas muka bumisehingga singa dengan unta bergembala bersama, singa dengan sapi, serigala dengan kambing dan anak kecil bermain ular, tidak membahayakan mereka. Nabi ‘Isa عليه السلام akan menetap 40 tahun, kemudian meninggal dan disholati oleh kaum Muslimin.”

2. Status Hadits

Intinya dalam Hadits tersebut bahwa Nabi ‘Isa akan diturunkan kembali oleh Allooh, tidak boleh ada keraguan tentang hal ini.

Ada beberapa Kitab yang khusus membahas tentang turunnya Nabi ‘Isa. Hendaknya itu menjadi dasar bagi kita untuk meyakini kebenaran adanya peristiwa turunnya Nabi ‘Isa tersebut.

Kata para ‘Ulama Ahlus Sunnah bahawa Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa adalah Muttawatir. Kerana Haditsnya adalah Muttawatir, maka orang Mu’tazilah dan orang Rasionalis-pun, mereka akan membenarkan dan meyakininya.

3. Sikap ‘Ulama Ahlus Sunnah Terhadap Hadits tersebut

Berikut ini apa yang dikatakan oleh Imaam Ibnu Katsiir. Dalam Tafsiir Ibnu Katsiir, dikatakan bahawa Hadits-Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa derajatnya adalahMuttawatir dari banyak Shohabat Rosuulullooh antara lain: Abu Hurairoh, ‘Abdullooh Ibnu Mas’uud, ‘Utsman bin Abdil ‘Ash, An Nuwwas bin Sam’an, ‘Abdullooh bin ‘Amr bin Al ‘Ash, dan Majma’ Libni Jaariyah, Abu Syarihah Hudzaifah Ibnu ‘Usaid.

Itulah nama-nama para Shohabat Rosuulullooh yang meriwayatkan tentang turunnya Nabi ‘Isa. Sehingga menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah bahwa apabila Hadits diriwayatkan oleh sekian banyak orang kepada sekian banyak orang, maka tidak mungkin adanya kesepakatan dusta atas-nama Rosuulullooh. Dengan demikian Hadits yang seperti itu disebut Hadiits Muttawatir. Hadits Muttawatir harus diyakini dan dibenarkan, kerana derajatnya adalah sama dengan Al Qur’an.

Ijma’ adalah Kesepakatan. Dikemukakan oleh seorang ‘Ulama Ahlus Sunnah bernama Imaam As Safaariiny dalam Kitab “Lawaami’ul Al Anwaar Al Bahiyyah“, beliau berkata: “Ummat Islam telah bersepakat terhadap turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام, tidak ada seorangpun yang menyelisihi kesepakatan itu dari kalangan Ahli Syari’ah, iaitu Ahlus Sunnah. Yang mengingkari akan turunnya Nabi ‘Isa adalah para ahli Filsafat, dan orang-orang yang menyimpang dari ajaran ini, yang tidak dianggap berarti jika mereka itu menyelisihi. Nabi ‘Isa akan turun dari langit dan akan tetap menjalankan hukum-hukum Rosuulullooh.”

4. Sifat Fizikal dan Tugas Yang Akan Dilakukan oleh Nabi ‘Isa 

Berdasarkan dalil-dalil yang tersebut diatas, bahwa di antara sifat fizikal Nabi ‘Isa عليه السلام adalah : Berkulit putih kemerahan, berambut kerinting (ikal), dan berdada lebar.

Tugas Nabi ‘Isa :

Tugas Nabi ‘Isa yang paling pokok adalah mengerjakan lima perkara iaitu :
  1. Menghancurkan salib, sehingga tidak ada lagi salib di dunia ini.
  2. Membunuh babi.
  3. Membebaskan ummat dari hukum Jizyah (Pajak / Upeti),
  4. Menyeru kepada Al Islam, sehingga semua keyakinan di dunia ini ada dibawah Islam.
  5. Membunuh Ad Dajjal.
Semua itu adalah bahagian bahwa Nabi Isa menetapkan, menjalankan dan menzahirkan Hukum-Hukum yang telah disunnahkan oleh Muhammad Rosuulullooh. 

5. Tempat Munculnya Nabi ‘Isa 

Dalam Hadits Shohiih Riwayat Imaam Muslim no: 7560, dari Shohabat An Nuwwas bin Sam’an, beliau berkata bahwa Rosuulullooh bersabda:

فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى إِنِّى قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِى لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِى إِلَى الطُّورِ. وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ نَبِىُّ اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ.
فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِى الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ


Ertinya:

“Ketika Dajjal sedang berbuat kerusakan seperti itu, Allooh Azza Wa Jalla mengutus ‘Isa Almasih bin Maryam. Lalu ‘Isa bin Maryam turun di dekat menara putih di sebelah timur Damaskus, dengan mengenakan pakaian dua warna, sambil meletakkan dua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepalanya, hujan pun turun. Apabila dia mengangkat kepalanya, maka butir-butir air (seperti mutiara) berjatuhan dari kepalanya. Orang kaafir tidaklah mencium bau nafasnya melainkan mati atau bau nafasnya boleh dicium sejauh mata memandang. Dia mencari Dajjal, sehingga ditemukannya di pintu gerbang Kota Ludd, lalu Dajjal dibunuhnya.

Kemudian ‘Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dilindungi oleh Allooh dari Dajjal, lalu ‘Isa bin Maryam mengusap wajah mereka dan memberitahukan kepada mereka mengenai derajat mereka di surga. Ketika ‘Isa bin Maryam dalam keadaan begitu, Allooh mewahyukan kepadanya, “Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak terkalahkan oleh siapa pun. Kerana itu selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang soolih ke bukit.”

Kemudian Allooh mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj (mereka turun ke segala penjuru dari tempat yang tinggi (Al Anbiyaa’ ayat 96). Kelompok mereka yang pertama kali melewati telaga Thabariyyah / Thiber, kemudian mereka meminum airnya hingga habis. Kelompok mereka yang akhir lewat pula, lalu mereka mengatakan, “Sungguh di tempat ini dulu ada air.”

Nabi ‘Isa dan para Sohabatnya terkepung, sehingga pada saat itu sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada uang seratus dinar sekarang ini. Nabi ‘Isa bin Maryam dan para Sohabatnya berdo’a agar Allooh menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj bersama pengikutnya. Lalu Allooh menimpakan kepada mereka penyakit hidung seperti yang melanda haiwan, sehingga mereka mati semuanya.

Kemudian Nabi ‘Isa dan para Sohabatnya tiba di suatu tempat di bumi. Mereka tidaklah mendapati sejengkal tanah melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk, maka Nabi ‘Isa dan para pengikutnya berdo’a kepada Allooh Azza Wa Jalla. Sehingga, Allooh mengutus burung-burung sebesar punuk unta yang membawa bangkai-bangkai manusia tersebut, untuk dibuang di tempat yang dikehendaki oleh Allooh Azza Wa Jalla.

Kemudian Allooh menurunkan hujan yang menyirami setiap rumah di kota dan di desa, sehingga bumi menjadi bersih setelah tersiram hujan.

Lalu diperintahkan kepada bumi, “Munculkan buah-buahanmu, dan kembalikan keberkatanmu !”

Pada hari itu sekelompok keluarga boleh kenyang dengan memakan sebuah delima dan boleh berteduh di bawah kulit buah delima. Air susu juga penuh berkat, sehingga susu seekor unta cukup untuk sekelompok orang, susu seekor sapi cukup untuk orang satu kabilah, dan susu seekor kambing cukup untuk orang sekeluarga dekat.

Ketika mereka seperti itu, Allooh mengirimkan angin baik melewati ketiak mereka. Angin tersebut merenggut nyawa setiap mukmin dan muslimin, sehingga tinggallah orang-orang yang jahat / jelek yang berhiruk-pikuk bagai hiruk-pikuknya keledai, maka terjadilah kiamat yang menimpa mereka.”

Jadi ketika barisan antara orang-orang dari kalangan Imaam Mahdi dan kalangan Dajjal, serta pengikutnya termasuk orang-orang Yahudi sudah berada dalam keadaan siap berperang, maka pada saat itu Allooh mengutus Nabi ‘Isa untuk turun di sebuah Menara Putih sebelah timur Damaskus (Syiria). Nabi ‘Isa meletakkan kedua tangannya pada kedua sayap malaikat, jika ia menggerakkan rambutnya maka akan meneteskan air dan bila mengangkat kepalanya seolah-olah seperti permata berlian. Kalau ada orang kaafir yang bertemu dengannya dan mencium bau nafasnya maka orang kaafir itu akan menjadi mati. Nabi ‘Isa akan menyeret Dajjal sampai ke pintu gerbang Kota Ludd, kemudian di sana Dajjal dibunuh oleh Nabi ‘Isa. Kemudian kepada Nabi ‘Isa, datanglah suatu kaum yang dijaga oleh Allooh dari Dajjal, lalu ‘Isa pun mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan kepada mereka derajat mereka di surga, dan seterusnya.

Ada penjelasan dari Imaam Ibnu Katsiir dalam Kitab Tafsiir beliauyang berjudul An Nihaayah Fil Fitan wal Malaahim, kata beliau : “Keterangan yang termasyhur tentang dimana akan turunnya Nabi ‘Isa, ialah di Menara Putih sebelah timur Damaskus, (di masjid sebelah timur Damaskus).”

Kata Imaam Ibnu Katsir: “Mudah-mudahan ini riwayat yang terpelihara (yang benar).” Kata beliau selanjutnya: “Tidak ada di Damaskus disebut menara sebelah timur. Yang ada adalah di sebelah timur masjid ‘Umawi (kerjaan Mu’awwiyah).”

Inilah yang paling tepat kerana: “Nabi ‘Isa akan turun sedang Iqomat sudah ditegakkan.”

6. Masa Hidup Nabi ‘Isa 

Ada dua versi dalam Hadits, pertama sebagaimana dalam Hadits Abu Hurairoh, yang telah dijelaskan di atas, bahwa Nabi ‘Isa akan tinggal selama 40 tahun, kemudian meninggal dan disholatkan oleh kaum Muslimin.

Kedua, dalam Hadits yang lain, diriwayatkan oleh Imaam Muslim no: 7568 bahawa berdasarkan riwayat ‘Abdullooh bin Amr bin Al Ash, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda:

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِى أُمَّتِى فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ لاَ أَدْرِى أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ شَهْرًا أَوْ أَرْبَعِينَ عَامًا فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ دَخَلَ فِى كَبَدِ جَبَلٍ لَدَخَلَتْهُ عَلَيْهِ حَتَّى تَقْبِضَهُ 

Ertinya:

“Dajjal akan keluar pada ummatku, kemudian akan hidup 40, saya tidak tahu 40 harikah, 40 bulankah atau 40 tahunkah, sehingga Allooh bangkitkan ‘Isa bin Maryam, dalam bentuk seperti ‘Urwah bin Mas’uud, mengejar dan membinasakannya. Kemudian manusia tinggal selama 7 tahun. Yang satu tidak memusuhi yang lain, kemudian Allooh turunkan angin yang dingin dari arah Syam, sehingga tidak ada yang tersisa di permukaan bumi ini seorang pun, yang ada didalam hatinya sebiji sawit kebaikan atau iman kecuali akan dicabut nyawanya, sehingga seandainya seorang dari kalian akan bersembunyi didalam sebuah gunung, maka angin itu pun akan memasukinya dan mencabut nyawanya.”

Jadi pada masa Nabi ‘Isa nanti, masyarakat akan damai sentosa.

Lalu sesudah 7 tahun, pada masa itu orang beriman akan mati dihempas oleh angin dingin yang Allooh kirimkan dari arah negeri Syam.

Yang menjadi masalah adalah, bahawa dalam Hadits tersebut Rosuulullooh menyebutkan bahawa Nabi ‘Isa akan tinggal selama 7 tahun. Sementara itu dalam Hadits yang lain, di riwayatkan oleh Imaam Muslim bahawa Nabi ‘Isa akan hidup selama 40 tahun.

Dalam Musnad Imaam Ahmad no: 24511, dari ‘Aa’isyah, menurut Syaikh Syuaib Al Arnaa’uth sanadnya adalah Hasan.

ثم يمكث عيسى عليه السلام في الأرض أربعين سنة إماما عدلا وحكما مقسطا 


Ertinya:

“Kemudian ‘Isa akan hidup di bumi ini selama 40 tahun, menjadi Imaam yang adil dan Penguasa yang adil.”

Kesimpulan dari kedua versi Hadits diatas adalah sebagaimana yang ditulis oleh Syaikh ‘Abdullooh bin Sulaiman Al Ghufaily dalam Kitabnya Asyrootussaa’ah. Kata beliau, “Yang benar, sebagaimana yang didukung oleh riwayat Imaam Jalaaluddiin As Suyuuthi dalam Kitabnya Ad Durrul Mantsuur, bahawa Nabi ‘Isa akan hidup selama 40 tahun, tetapi 40 tahun itu seolah-olah seperti 4 tahun kerana ketika itu hari sangat cepat berjalan.” Hadits tersebut adalah dari Abu Hurairoh, diriwayatkan oleh ‘Abd bin Humaid.

7. Kesimpulan Para ‘Ulama Tentang Turunnya Nabi ‘Isa 

Dibawah ini adalah pernyataan para ‘Ulama Ahlus Sunnah, tentang keyakinan mereka terhadap Nabi ‘Isa.

Pertama, seperti dikatakan oleh Imaam Abul Hasan Al Asy’aary (setelah beliau menjadi seorang Salafi, ruju’ dari paham Mu’tazilah yang menyimpang kembali ke manhaj Salaf), yang mana beliau menulis Kitab yang berjudul Maqoolaat Al Islaamiyyiin Wakhtilaaf Al Musholliin, beliau mengatakan bahawa:

“Menyatakan beriman kepada Allooh, kepada para Malaikat-Nya, kepada Kitab-Nya, kepada rosuul-rosuul-Nya dan beriman pula kepada apa yang datang dari Allooh, apa yang diriwayatkan oleh orang-orang terpercaya dari Rosuulullooh, tidak menolak dari apapun semua itu dan mereka membenarkan tentang akan keluarnya Dajjal, bahwa Nabi ‘Isa akan membunuh Dajjal, dan mengimani semua apa yang berasal dari kata-kata mereka.”

Imaam Abul Hasan Al Asy’aary awalnya adalah seorang Asy’aariyyah, yang di Indonesia diyakini sebagai tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah. Sayangnya apa yang diyakini oleh sebagian kalangan kaum Muslimin Indonesia tersebut adalah keyakinan di masa ketika Imaam Abul Hasan Asy’aary masih berpaham Asy’aariyyah, jadi dimasa ketika beliau BELUM bertaubat dan belum kembali (ruju’) kepada manhaj Rosuulullooh.

Akibatnya banyak terjadi kesalahan sebagian kalangan kaum Muslimin di Indonesia dalam memahami Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah manhaj Salafush Shoolih. Hal tersebut adalah akibat kesalahan dalam mengambil ‘ilmu dari Imaam Abul Hasan Al Asy’aary ini. Sehingga di Indonesia, yang banyak berkembang bukannya paham Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, melainkan adalah paham Asy’aariyyah. Hendaknya kaum Muslimin Indonesia mewaspadai hal ini, dan kembali kepada paham Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah yang benar.

Adapun perkataan beliau yang disampaikan diatas dalam kajian kita kali ini adalah perkataan Imaam Abul Hasan Al Asy’aary setelah beliau bertaubat dari paham Mu’tazilah-nya, atau dengan kata lain, ketika beliau sudah berposisi sebagai seorang Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah.

Kedua, menurut ulama lain seperti Muhammad Siddiiq Hasan Khoon Al Qonuji, beliau mengatakan dalam Kitabnya Al ‘Idzaa’ah, kata beliau, “Hadits-Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa adalah banyak. Disebutkan oleh Imaam Asy Syaukaany terdapat 29 Hadits antara Sohiih, Hasan dan Dho’iif yang terdukung. Diantaranya adalah yang kami sebut dalam Hadits-Hadits tentang Dajjal. Bahkan ada yang disebut-sebut dalam Hadits tentang Imaam Mahdi. Semua itu satu-sama lain digabungkan, dan semua itu berasal dari para Shohabat Rosuulullooh dan semuanya termasuk dalam hukum Hadits yang Marfu’, kerana itu tidak ada satu kebolehan untuk ber-Ijtihad dalam perkara-perkara berita seperti tentang Nabi ‘Isa.”

Kemudian dijelaskan tentang beberapa Hadits yang kata beliau adalah termasuk Hadits yang sampai pada derajat Muttawatir.

Semua itu adalah perkataan para ulama bahwa turunnya Nabi ‘Isa adalah pasti. Termasuk ‘Ulama Ahlus Sunnah di zaman sekarang seperti Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albaany, beliau berkata bahwa, “Hadits-Hadits tentang Dajjal dan Hadits-Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa adalah Muttawatir. Wajib meng-imaninya dan jangan gentar dengan apa yang diklaim oleh orang-orang yang tidak meyakini Hadits Ahad. Sebab mereka adalah orang-orang yang bodoh, yang tidak punya kemampuan untuk mengikuti jalan-jalan Hadits. Padahal kalau mereka melakukannya, maka mereka akan mengetahui bahwa Hadits-hadits tersebut adalah Muttawatir.”

8. Hikmah Turunnya Nabi ‘Isa di Akhir Zaman.

1. Kita meyakini Nabi ‘Isa dan turunnya beliau merupakan bantahan terhadap orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuhnya dahulu; dan juga bantahan kepada orang-orang Nasrani yang menjelmakan Nabi ‘Isa yang lalu kata mereka bahwa Nabi ‘Isa telah terbunuh dikeroyok oleh Yahudi dan disalib. Kerana yang disalib itu bukanlah Nabi ‘Isa melainkan orang yang diserupakan oleh Allooh seperti Nabi ‘Isa. Sedangkan Nabi ‘Isa di angkat oleh Allooh ke langit. Dengan turunnya Nabi ‘Isa, mereka akan terbantahkan kerana ternyata Nabi ‘Isa masih hidup dan diturunkan kembali ke bumi oleh Allooh.

Perhatikanlah firman Allooh Allooh dalam QS. An Nisaa’ (4) ayat 157 :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِيناً 


Ertinya:

“Dan kerana ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rosuul Allooh”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa.”


2. Nabi ‘Isa wafat dan dikubur di dalam tanah. Nabi ‘Isa adalah manusia berasal dari anak-cucu Nabi ‘Adam, seperti disebutkan dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 6281, dari Sohabat Abu Hurairoh, bahawa Rosulullooh bersabda,

أَبي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلاَّتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ فَلَيْسَ بَيْنَنَا نَبِىٌّ 


Ertinya:

“Para Nabi itu adalah bersaudara dari bapak yang sama, ibu mereka berbeda-beda, dien mereka adalah satu. Tidak ada Nabi di antara aku dengan ‘Isa .”

Berasal dari bapak yang sama, sedangkan ibunya berbeda-beda, maksudnya Syari’at mereka berbeda-beda, tetapi dien mereka satu.

Jadi Nabi ‘Isa adalah sama dengan nabi-nabi yang lain kerana berasal dari tanah, maka meninggalnya pun kembali ke tanah. Maka seperti disebutkan dalam riwayat diatas, Nabi ‘Isa akan wafat dan disolatkan oleh kaum muslimin dan akan dikuburkan. Dan itu berarti Nabi ‘Isa adalah sama dengan nabi-nabi yang lain.

3. Turunnya Nabi ‘Isa adalah membantah orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa sudah berkorban menjadi penebus dosa dan rela mati untuk membalas dosa umatnya. Padahal Nabi ‘Isa tidak meninggal, tetapi diangkat oleh Allooh ke langit.

Perhatikanlah firman Allooh dalam QS. Aali ‘Imroon (3) ayat 55:

إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ 

Ertinya:

“(Ingatlah), ketika Allooh berfirman: “Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya“.

4. Adalah Mu’jizat Nabi Muhammad bahawa apa yang diberitakan beliau betul-betul akan terjadi. Sedang beliau bukanlah tukang sihir atau tukang ramal, melainkan Rosuulullooh benar-benar menerima Wahyu dari Allooh dan hanya menyampaikan saja kepada umatnya.

5. Merupakan kekuasaan Allooh. Bahawa Allooh Maha Kuasa untuk menciptakan dan membuat jalan cerita bahawa Hari Kiamat itu ada yang Sughro (Kiamat Kecil atau mati) dan yang Kubro (Kiamat Besar). Lalu turunnya Imaam Mahdi, Dajjal, ‘Isa, dan seterusnya. Semua itu dihancurkan termasuk Dajjal (yang mengaku dirinya sebagai Tuhan dan mengaku bisa menunjukkan bahwa ini surga dan ini neraka), ternyata Dajjal pun akan dibunuh oleh Imaam Mahdi dan ‘Isa bin Maryam dan itu merupakan pertanda bahwa tidak selayaknya manusia berlaku sombong kepada Allooh. Kerana Allooh dapat menghinakan orang-orang yang sombong terhadap Syari’at-Nya. Bukan saja di akhirat, melainkan di dunia saja dia sudah dihinakan oleh Allooh.

Demikianlah tentang turunnya Nabi ‘Isa dan berikutnya insya Allooh kita akan bahas tentang Ya’juj dan Ma’juj dan seterusnya sampai dengan akhir Tanda Hari Kiamat Kubro.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:

Diatas dijelaskan bahwa akhirnya semua manusia akan menjadi beriman, menjadi Muslim. Kemudian orang-orang muslim itu akan mati kerana hembusan angin dingin. Tetapi di hari menjelang Kiamat itu akan muncul api yang menggiring manusia dan mereka akan dihempaskan ke laut.

Pertanyaannya, apakah ketika Nabi ‘Isa itu turun, manusia menjadi muslim, lalu dimatikan oleh Allooh dan kemudian bagaimana kelanjutan peristiwanya ?

Jawaban:

Kalau penjelasan diatas diperhatikan bahwa pada zaman Nabi ‘Isa, orang-orang Yahudi masuk Islam, orang-orang Nasrani masuk Islam, bahkan agama-agama lain menyatakan kalah dan tunduk. Sehingga kerana mereka semua menjadi Muslim, maka Jizyah (upeti dari orang kaafir) menjadi dihapus. Kerana orang kaafir-nya sudah tidak ada.

Berikutnya, bahwa ketika Nabi ‘Isa turun dan hidup kembali di dunia, bahkan wafat dan disholatkan oleh kaum muslimin, berarti kaum muslimin-nya masih hidup. Lalu orang-orang muslim yang masih hidup itu akan ditiup oleh angin (seperti dikatakan dalam Hadits) yang meniup semua manusia yang di dalam hatinya ada iman, sehingga mereka semua pun akan meninggal. Kemungkinan setelah itu masih ada orang-orang yang tidak beriman, sehingga kepada mereka lah akan ditegakkan Hari Kiamat.

Dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 5066, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Amr bin Al Ash, bahawa beliau berkata,

عن عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ َقَالَ : لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ هُمْ


Ertinya:

“Kiamat tidak akan terjadi, kecuali pada orang-orang yang paling jahat.”

Orang-orang jahat itulah yang akhirnya digiring oleh api dalam proses hari Kiamat berikutnya.

Pertanyaan :

Dengan tidak mengurangi keimanan terhadap datangnya hari Kiamat, pertanyaannya adalah apakah ada keterangan mengapa yang turun justeru Nabi ‘Isa, bukan Nabi yang lain?

Jawaban:

Sebagaimana kita ketahui bahwa semua Nabi sudah wafat. Ketika Allooh menceritakan tentang Nabi ‘Isa (dalam Surat Al Baqoroh), bahwa Allooh menyatakan bahawa Allooh -lah yang mewafatkannya dan mengangkatnya, lalu kelak akan diturunkan kembali ke bumi. Dengan keterangan tersebut dalam Al Qur’an bahawa Nabi ‘Isa-lah yang Allooh pilih untuk menunjukkan bahwa ia tidak meninggal, melainkan beliau diangkat ke langit. Kerana hanya Nabi ‘Isa yang masih hidup. Dan semua itu merupakan kehendak Allooh dan kita tidak bisa mengatakan apapun kerana Allooh -lah yang Mencipta dan Dia-lah yang Memilih, sesuai dengan Kehendak-Nya.

Pertanyaan: 

Ketika Nabi ‘Isa turun ke bumi apakah beliau sudah dalam kondisi dewasa, apakah Imaam Mahdi juga sudah dalam kondisi demikian?

Jawaban: 

Tentunya ketika Imaam Mahdi menjadi pemimpin, penguasa, adalah orang yang sudah dewasa dan sudah matang dan seterusnya, dan dijelaskan oleh Hadits Rosuulullooh tidak sampai pada (tentang) umurnya, tetapi intinya orang itu sudah menjadi pemimpin dan dewasa dan bisa mengatur berbagai perkara. Demikian pula Nabi ‘Isa pun juga sudah dewasa.

Pertanyaan : 

Mohon dijelaskan apakah erti Mu’tazilah, Khawarij dan ‘Asy’aariyyah ?

Jawaban :

Tiga sebutan tersebut adalah tergolong dalam kategori Firqoh (golongan). Seperti dijelaskan oleh Rosuulullooh bahawa umat Islam akan terpecah menjadi 73 Firqoh (golongan). Satu golongan akan selamat dan selebihnya akan celaka. Munculnya firqoh itu pertama-tama dipelopori oleh 4 kelompok. Diantaranya oleh kelompok Jahmiyah, Khawarij, Syi’ah dan Qodariyyah. Selanjutnya bertambah banyak lagi kelompok-kelompok lain termasuk diantaranyaMu’tazilah, Asy’aariyyah.

Mu’tazilah berkembang (terpecah) lagi, lalu menjadi Asy’aariyyah.

Abul Hasan Al Asy’aary ketika usia mudanya, beliau dibesarkan oleh ayah tirinya, kerana ibunya menikah dengan seorang tokoh Mu’tazilah yang bernama Al Juba’i.

Selama 40 tahun Abul Hasan Al Asy’aary menjadi tokoh Mu’tazilah, yang merupakan hasil dari pengkaderan ayah tirinya. Tetapi Allooh memberikan petunjuk (hidayah) kepada beliau, sehingga akhirnya beliau bertaubat dan ruju’ (kembali) menjadi seorang Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah.

Khawarij adalah kelompok (golongan) yang termasuk 73 Firqoh. Khawarij berasal dari kata “Khaarij” Ertinya “Keluar“. Mereka itu “keluar“, Ertinya tidak mau menerima apa yang ditetapkan dan disepakati oleh para Shohabat Rosuulullooh yang ketika itu telah memberikan suatu ketetapan sebagai kunci perdamaian. Mereka keluar dari ketetapan itu dan memprotes kepada pemerintahan yang sah, sehingga mereka disebut “Khaarij” atau golongan Khawarij.

Sampai sekarang, pokok-pokok keyakinan kaum Khawarij itu adalah bahawa mereka melakukan oposisi terhadap pemerintah yang sah. Dalam teori Islam, dalam Pemerintah yang sah tidak boleh ada oposisi. Berbeda dengan paham demokrasi, oposisi merupakan bagian dari mekanisme demokrasi. Tetapi dalam Pemerintahan Islam tidak boleh ada oposisi. Orang yang melakukan perlawanan terhadap Pemerintahan yang sah disebutKhawarij dan itu adalah firqoh (golongan) yang sesat. Diantara kesesatannya adalah bahawa mereka meyakini apabila ada orang berbuat dosa (apalagi dosa besar), maka ia dihukumi sebagaikaafir. Misalnya ada orang berbuat zina, atau memakan riba, maka ia langsung disebut kaafir. Yang suka mudah mengkaafirkan orang berbuat dosa itulah kaum Khawarij.

Asy’aariyyah adalah nisbah (dikaitkan) dengan nama Abul Hasan Al Asy’aary, kerana memang (seperti disebutkan diatas) ia selama 40 tahun bergelimang di dalam paham Mu’tazilah. Kemudian Allooh memberikaan hidayah (petunjuk) padanya dengan menulis Kitab, diantaranya adalah Kitab Maqoolaatul Islaamiyyiin dan Kitab Al Imaamah sebagai pertanda bahwa beliau bertaubat dan telah ruju’ kepada Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, merevisi semua apa yang menjadi keyakinan beliau sebelumnya, iaitu ketika beliau masih berpaham Mu’tazilah. Dan beliau berhijrah kembali kepada ‘aqiidah Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah.

Adapun apa yang diyakini oleh kebanyakan kaum Muslimin Indonesia, misalnya meyakini Sifat Duapuluh.

Itu salah satu ciri-cirinya faham Asy’aariyyah. Menyatakan bahawa Sifat Yang Wajib bagi Allooh adalah 20, Sifat yang Mustahil 20 dan Sifat yang Ja’iz 1 (satu).

Sifat yang Wajib bagi Rosuulullooh ada 4, Sifat yang Mustahil bagi Rosuulullooh ada 4 dan sifat Yang Ja’iz ada 1 (satu). Semua Sifat tersebut berjumlah 50. Orang yang meyakini seperti itu adalah orang yang ber-afiliasi kepada Firqoh Asy’aariyyah, kerana yang seperti itu jelas bukan keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah.

Kerana Sifat Duapuluh itu merupakan ‘aqiidah dari Abul Hasan Al Asy’aary sewaktu beliau meyakini antara Mu’tazilah dan Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, yang disebut Madzhab Kullaabiyyah. Tetapi di akhir hidupnya, beliau kembali kepada Ahlus Sunnah wal Jamaa’ahmelalui tulisan beliau dalam Kitab Al Imaanah.

Hendaknya kita memprioritaskan diri untuk memahami Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah yang sebenarnya, daripada menghabiskan umur dengan melanglang buana meyakini firqoh-firqoh lain diluar Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Kerana firqoh-firqoh itu sangat beragam. Misalnya: Shufi. Firqoh Shufiyah ini ternyata di dalamnya juga sangat rumit, kerana Shufi juga telah berpecah-pecah lagi menjadi berbagai sekte dan golongan.

Sementara, kalau kita mempelajari dan memahami tentang Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah yang sebenarnya, maka dengan mengetahui yang satu itu saja insya Allooh akan. Diluar dari pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, maka kita menyatakan bahawa mereka itu telah keluar dari Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Dengan demikian, umur kita lebih efektif; daripada kita melanglang buana kesana kemari mempelajari firqoh-firqoh yang membingungkan yang jumlahnya sangat banyak itu dan hal tersebut pun tidak ada manfaatnya.

Kuncinya adalah : Jangan cuba-cuba mempelajari Filsafat, kerana bila seseorang mempelajari Filsafat maka ia akan menjadi seorang Rasionalis, yang pada akhirnya akan membantah Al Islam dengan melalui akalnya. Dan hal itu adalah tidak benar.

Pertanyaan: 

Dijelaskan bahawa ketika turun Nabi ‘Isa, maka semua manusia akan menjadi muslim. Bererti mereka calon masuk syurga. Apakah demikian? Mohon penjelasannya.

Jawaban: 

Kalau seseorang muslim maka akhirnya akan masuk surga, dan semua itu adalah aturan Allooh. Tetapi setelah masa-masa Nabi ‘Isa wafat, kekufuran muncul kembali. Maka dalam Hadits (seperti disebutkan diatas), mereka akan digiring oleh api menuju tempat berkumpulnya mereka. Itu menunjukkan bahwa ada masa lagi setelah Nabi ‘Isa wafat. Dan kita tidak tahu ketika setelah Nabi ‘Isa turun lagi itu kualitas muslimnya seperti apa. Tetapi yang penting dalam Hadits diberitakan bahwa bila seseorang yang di dalam hatinya ada iman meskipun sebiji sawi maka ia akan dihempaskan oleh angin yang dingin dan mereka akan mati.

Tentu derajat surga hanya Allooh yang Maha Tahu. Kita tidak tahu apakah akan mengalami masa Imaam Mahdi, Dajjal dan Nabi ‘Isa; namun cukuplah kiranya dengan apa yang sudah kita alami. Mudah-mudahan Allooh meng-Istiqomahkan kita dalam agama sehingga kita meninggal dalam keadaan Husnul Khootimah.

Ingat, Imaam Mahdi yang kita fahami tersebut diatas (di dalam keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah), bukanlah Imaam Mahdi sebagaimana yang difahami oleh kaum Syi’ah sebagai bahagian dari Imaam mereka yang duabelas.

Pertanyaan: 

Mohon penjelasan tentang Mu’jizat Rosuulullooh. 

Jawaban: 

Mu’jizat Rosuulullooh jumlahnya ada ratusan mu’jizat. Oleh para ‘Ulama bahkan ditulis suatu Kitab berjudul Mu’jizatturrosuul, yakni suatu Kitab yang memuat tentang Mu’jizat Rosuulullooh, yang jumlahnya ratusan. Dan salah satu mu’jizat Rosuulullooh adalah Al Qur’an. Mu’jizat-mu’jizat beliau terlalu panjang untuk diuraikan satu demi satu sekarang, kerana waktu kajian kita terbatas.

Pertanyaan: 

Tentang kalahnya Dajjal oleh Nabi ‘Isa, bagaimana bentuknya? Apakah ia mati dibunuh atau dipenggal kepalanya, ataukah begitu Dajjal bertemu Nabi ‘Isa langung lemas dan akhirnya mati?

Jawaban: 

Seperti yang ditemui dalam Hadits, Dajjal ketika bertemu dengan Nabi ‘Isa menjadi seperti garam yang larut dalam air (mencair). Demikian digambarkan dalam Hadits. BentuknyaWalloohu a’lam. 

Pertanyaan; 

Bagaimana tentang paham (keyakinan) Syi’ah?

Jawaban: 

Salah satu diantaranya, kalau dilihat dari segi hukumnya, para Imaam Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah menyatakan bahwa Syi’ah Ja’fariyah tergolong kaafir, kerana mereka mengingkari Al Qur’an, mengingkari Khulafaa’ur rosyidiin, mengkafirkan para Sohabat Rosuulullooh dsbnya. Menurut Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, mereka terhukumi sebagai Kaafir.

Ada diantara Syi’ah yang tidak kaafir, tetapi tergolong Bid’ah iaitu yang disebut dengan faham Azza’idiyyah, tetapi sekarang Azza’idiyyah ini sudah rapuh dan semakin hilang.

Sekian bahasan kita mudah-mudahan bermanfaat, dan bila kita mengingat Hari Kiamat, maka seperti ketika Nabi Muhammad menjawab pertanyaan Sohabatnya tentang kapankah Hari Kiamat, maka beliau bersabda dengan pertanyaan pula: “Apa yang sudah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?” 

Teori atau pelajaran tentang hari Kiamat harus diimani. Dan yang paling penting bagi kita adalah: “Apa yang sudah kita persiapkan menjelang Hari Kiamat“, kerana Kiamat itu datangnya secara tiba-tiba.

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.


DK

Post a Comment

Previous Post Next Post